Langsung ke konten utama

Jin / Iblis / Syaithon

JIN juga mempunyai tempat tinggal sama seperti manusia. Tetapi manusia tidak menyadari dimanakah tempat tinggal jin.

Kebanyakan orang mengira, jin hanya tinggal di pohon-pohon yang besar saja. Padahal tidak begitu, jin juga memiliki berbagai tempat tinggal yang berbeda.

1. Di Rumah

Dari Said Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda, "Di dalam rumah terdapat penghuni-penghuni (jin) maka jika kamu melihat sesuatu (yang aneh) maka usirlah ia 3X kalau ia pergi maka biarkanlah, tapi jika ia membandel (tidak mau pergi) maka bunuhlah, sebab ia pasti jin kafir," (HR. Muslim).

"Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan jin-jin tersebut," (HR. Abu Bakar dalam Kitab Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Atsqolani).

2. Di jamban atau WC

Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jamban-jamban (WC) itu dihuni oleh Jin," (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Di Lubang-lubang

Dari Abdullah bin Sarjas, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian kencing di lubang," Mereka bertanya kepada Qatadah, "Mengapa tidak boleh kencing di lobang?" Qatadah menjawab, "Rasulullah SAW mengatakan karena lubang itu adalah tempat tinggalnya golongan jin," (HR. Nasai dan Ahmad).

Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar bin Maisarah telah menceritakan kepada kami Muadz bin Hisyam telah menceritakan kepada saya ayahku dari Qatadah dari Abdullah bin Sarjis bahwasanya Rasulullah SAW melarang kencing di lubang. Mereka bertanya kepada Qatadah, "Apa yang membuat kencing di lubang dilarang?" Dia menjawab, "Dikatakan bahwa ia adalah tempat tinggal jin," (HR. Abu Daud No. 27 dan Imam Ahmad No. 19847).

Nashiruddin Al-Albani mengatakan hadits ini dlaif namun Ibnu Hajar Asqolani, Yahya bin Main, Al-Ajli dan Ibnu Hibban mengatakan semua perawinya tsiqoh tsabat.

4. Di Padang Pasir dan Goa

Dari Ibnu Masud ra. berkata, "Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah SAW tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata, "Rasulullah SAW telah diculik dan disandera."

Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah SAW sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata, "Ya Rasulullah, malam tadi kami betul-betul kehilangan engkau, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan engkau. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan." Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Malam tadi saya didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Quran," (HR. Muslim).

Sahl bin Abdullah telah menceritakan ketika aku berada di salah satu kawasan tempat kaum Ad tiba-tiba aku melihat suatu kota yang terbuat dari batu yang dilubangi. Di lubang batu itu yakni di tengahnya terdapat sebuah gedung yang dijadikan tempat tinggal para jin. Lalu aku memasukinya, maka tiba-tiba aku bertemu seorang yang sudah tua dan sangat besar tubuhnya sedang mengerjakan shalat. Orang tua itu memakai jubah dari bulu yang dianyam dengan sangat indahnya (Imam Ibnu Jauzi dalam Kitab Shafwatush Shafwah).

5. Di dalam air

Dari Jabir Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya iblis memiliki singgasana di atas air," (HR. Muslim dan Ahmad, shahih menurut Imam Suyuthi).

6. Di Pasar

"Janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para syaithan. Dan di pasarlah syaithan menancapkan benderanya," (HR. Muslim).

7. Di Masjid

Dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas ra. berkata bahwa jin telah berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah ijinkahlah kami (para jin) untuk ikut melakukan shalat secara berjamaah bersamamu di masjid mu." Maka Allah menurunkan firmanNya, "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, dan janganlah kalian menyembah seorang pun di dalamnya di samping menyembah Allah," (QS. Jinn [72]: 18). (HR. Ibnu Abi Hatim dalam Tafsir Jalalain Jilid IV). []

AMALAN DAN DOA MENGUSIR JIN
Berdasarkan kisah di dalam Al-Quran, jin juga telah membuat Nabi Ayyub menjadi sangat menderita di masa lalu dan melalui pembacaaan doa-doa permohonan yang terus -menerus (yang akan kami jelaskan berikut). Nabi Ayyub berhasil menyelamatkan dirinya dari penindasan setan dari kalangan jin yang berlangsung terus-menerus ini.

Ayat Kursi (Al-Baqarah:255) dan Qul A’udzu (Katakan: Aku berlindung, [dalam surat al-Falaq dan an-Nas]) telah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk mengangkat ruh mereka ke tingkat-tingkat kesadaran yang lebih tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah melindungi diri mereka dari gangguan Jin.

DOA MOHON PERLINDUNGAN
رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ | رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِوَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ | وَحِفْظاً مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ

Rabbi Annii Massaniya as-SYaithoonu binusybin Wa Adaba, Rabbi A’udzu bika min Hamazaati-s-Syayaathiini, Wa A’udzu bika Rabbi an Yakhdurun. Wa khifzhon min kulli Syaithoonin Maarid. (Q.S. Shaad:41; al-Mu’minuun:97-98; Shaffaat:7)

Artinya :
“Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan penuh ketidaknyamanan dan penderitaan!(41). Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan-setan(97). Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku(98)…dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang paling durhaka.

Efek jika doa ini diarahkan pada orang-orang yang berada dalam pengaruh kuat jin

Jika Anda membaca doa permohonan ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh setan , maka akan Anda lihat kemudian jin-jin yang mengontrol mereka tidak punya pilihan lain selain menghindar dan menjauh .

Jika tidak, orang yang terlibat (dikuasai jin) itu akan menjadi basah kuyup oleh derasnya keringat yang bercucuran, merasa tidak nyaman dan sangat menderita dan dia akan kehilangan kekuatan artikulasi (pengucapan). Pada saat dia hendak berbicara, dia malah akan berkomat-kamit menggumamkan kata-kata yang tidak jelas atau tidak ada maknanya sama sekali.

Cara menyembuhkan orang yang kerasukan jin

Jika niatnya adalah untuk memohon perlindungan bagi orang yang kerasukan jin itu dan yang berada di bawah pengaruh kuat jin, maka pembacaan doa permohonan ini yang telah disebutkan dalam al-Quran terhadap yang kerasukan itu dilakukan oleh beberapa orang shaleh yang duduk melingkar di sekelilingnya dan membacanya secara simultan (serentak) sebanyak mungkin kali adalah sangat dianjurkan. Jika mungkin, dianjurkan juga melanjutkan pembacaan doa seperti ini 3 kali setiap hari.

Efek pembacaan doa ini jika diarahkan terhadap diri sendiri

Jika seseorang membaca doa ini untuk kepentingan melindungi diri sendiri, maka setelah mendzikirkannya/membacanya sebanyak puluhan kali bahkan lebih (sebanyak dan semampunya), dia kemudian akan menjadi sangat tegang dan merasakan suhu tubuhnya naik. Selanjutnya, dia merasa sangat mengantuk, dan sebagai akibatnya, dia menghentikan dzikirnya jika tidak kuat menahan godaan.

Atau ada kemungkinan lain, seperti dia akan menampilkan tindakan-tindakan liar dan kasar. Ini karena dia berada dalam pengaruh jin yang mengirim impuls-impuls (rangsangan untuk bertindak) ke otaknya dan menghendaki dia agar berhenti membaca doa sehingga dia akan menghentikan tindakan ini sepenuhnya.

Namun, jika orang ini tetap terus bisa menyadarkan dirinya dan meneruskan doanya, semua pengaruh (jin) ini akan berkurang dan orang itu akan merasa rileks, jadikan amalan rutin hingga gangguan jin itu hilang sama sekali.

ini sekadar salah satu metode ruqyah. Rekan-rekan bisa juga menggunakan teknik dan amalan lain yang juga dicontohkan Rasulullah :) pilihkan amalan walau sedikit yang penting membaca/mengamalkannya secara istiqamah

Asal usul kejadian Jin
Renungan Rohani Antara Peranan Jahat Syaitan

Mengikut kajian ulama, syaitan adalah jenis jin yang jahat perangainya. Syaitan berasal daripada api dan tabiatnya menyesatkan manusia. Oleh itu ia wujud di mana saja manusia berada. Ia mempunyai kebolehan menyerupai sesuatu di alam nyata, memperalatkan tubuh manusia, malah boleh hidup dalam badan orang yang disukainya.

Selain mendatangkan punca penyakit, pengsan dan gila, jin juga kadangkala mencuri atau dipakai untuk mencuri barangan orang.

Dalam ajaran Islam kita dapat mengesan bahawa malaikat, jin dan syaitan mempunyai jalan untuk mempengaruhi manusia supaya melakukan kebaikan atau sebaliknya.

Mengikut sebuah hadis Turmizi, “Malaikat menggunakan jalan itu untuk meniupkan ilham yang baik maka syaitan pula menyampaikan bisikan jahat dan mendustakan Allah…”

Orang yang bersih jiwanya dapat mendengar suara ilham yang disampaikan oleh pelawat di hadrat hati. Oleh itu, orang berkenaan berasa lapang dada dan terdorong untuk beramal. Malah ilham sendiri menjadi faktor penting jiwanya berasa gembira. Orang yang kotor jiwanya didatangi oleh jin atau syaitan. Malah mengikut surah al-Zukhruf ayat 36, Allah menyediakan satu syaitan secara tetap dalam hati yang kosong daripada zikir.

Syaitan itu menjadi sahabat karibnya. Surah Fussilat ayat 25 menghuraikan kerja syaitan berkenaan iaitu membisikkan kata-kata manis dan menghayalkan.

Sesungguhnya hasutan syaitan, jin atau roh jahat ke atas fizikal dan rohaniah manusia jelas sekali. Hasutan itu masuk ke dalam diri mereka menerusi pelbagai jalan. Antara yang paling dahsyat dan ganas ialah dengan renungan rohani ketika oarng yang berniat buruk mengamalkan jampi mentera atau sihir untuk tujuan tertentu terutamanya untuk merosakkan orang yang dibencinya.

Inilah antara rahsia ( dan Allah Maha Mengetahui ) mengapa syirik disifatkan sebagai dosa besar oleh Allah. Kerja seperti ini merosakkan kedua-dua pihak. Pengamal sihir rosak imannya, manakala mangsanya pula rosak iman, anggota dan mentalnya.

JIN
Makna Jin: Jin adalah satu nama jenis dan dalam bahasa Inggeris di sebut Ginie - perkataan tunggalnya " Jinny " yang bermaksud yang tersembunyi, yang tertutup atau yang gelap pekat.

Dalam Al-Quran terdapat banyak ayat-ayat yang menceritakan tentang Jin. Antaranya :-

Surah Al-Hijr ayat 26 - 27 :Yang bermaksud : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kontang yang berasal dari lumpur hitam yang di beri bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia daripada api yang sangat panas.

Surah Ar-Rahman ayat 15 :Yang bermaksud : Dia ( Allah ) menciptakan Jann ( Jin ) dari nyalaan api ( Pucuk  api yang menyala-nyala atau Maarij )

Surah Al-‘Araf ayat 12 :Yang bermaksud : " Engkau ciptakan aku ( kata Iblis ) dari api sedangkan ciptakan dia ( Adam ) dari tanah.

Dari Hadis Nabi s.a.w yang telah diriwayatkan oleh Muslim r.a: Maksudnya : " Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu ( tanah).

ASAL KEJADIAN JIN

Keterangan "Al-Maarij "

Maarij bermaksud nyalaan api yang sangat kuat dan sangat panas bahangnya atau " Al-Lahab " iaitu jilatan api yang sudah bercampur antara satu sama lain iaitu merah, hitam, kuning dan biru. Sesetengah ulama pula mengatakan " Al-Maarij " itu ialah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang amat tinggi sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru.

Sesetengah pendapat pula mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur warnanya dan sama maknanya dengan " As-Samuun " iaitu api yang tidak berasap tetapi sangat tinggi suhu panasnya. Angin samuun yang telah sebati dengan Al-Maarij itulah Allah jadikan Jaan.

Menurut suatu Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud pula menyatakan bahawa angin Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu bahagian daripada tujuh puluh bahagian angin Samuun yang sangat panas itu.

Dari api yang amat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, iaitu dari sel atau atom atau daripada nukleas-nukleas api. Kemudian Allah masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang dikehendaki oleh Allah. Jin juga di beri izin oleh Allah menzahirkan berbagai-bagai bentuk dan rupa yang disukai dan dikehendakinya kecuali rupa Rasulullah s.a.w mengikut tahap dan kemampuan masing-masing.

Jin juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sepertimana yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Rupa bentuk Jin yang asal selepas di cipta dan ditiupkan roh itu, hanya Allah dan Rasulnya sahaja yang mengetahuinya. Menurut sesetengah ulama rupa, tabiat, kelakuan dan perangai Jin adalah 90 peratus mirip kepada manusia.

Asal kejadian manusia ialah campuran daripada Jisim Kathif iaitu tanah dan air, Jisim Syafaf iaitu campuran api dan angin dan Nurani, iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang dinamakan "Latifatur-Rabbaniah " sesuai dengan manusia sebagai sebaik-baik kejadian yang diciptakan Allah dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Manakala kejadian Jin pula ialah campuran Jisim Syafaf iaitu campuran api dan angin dan Nurani iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan sepadan dengan kejadian Jin.

Manakala mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan daripada salah satu unsur tersebut, contohnya, binatang yang dijadikan daripada campuran Jisim Ksayif dan Jisim Syafaf sahaja. Batu dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan daripada Jisim Kasyif semata-mata. Manakala Malaikat pula dijadikan daripada Nurani semata-mata.

CARA PEMBIAKAN JIN

Manusia memerlukan masa mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan zuriat dan anak manusia juga memerlukan masa yang lama untuk matang dan menjadi baligh.

Berbeza dengan Jin di mana, apabila di sentuh alat kelamin lelaki dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan terus mengandung dan beranak dan anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaanya sehingga ke hari kiamat.

Iblis pula apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji telor. Dalam setiap biji telor itu ada 33 pasang benihnya. Tiap-tiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses pembiakan Jin dan Iblis sehinggalah ke hari kiamat.

Bunian atau lebih masyhur di kalangan orang-orang Melayu dengan panggilan orang Ghaib pula ialah hasil campuran lelaki atau perempuan Jin dengan lelaki atau perempuan dari kalangan manusia. Anak yang terhasil daripada percampuran itu dikenali dengan nama Bunian. Perangai dan tingkah laku serta rupa bentuknya orang Bunian ini dalam beberapa perkara mengikut manusia dan dalam beberapa perkara pula mengikut Jin.

Jika asal usul datuk manusia ialah Nabi Adam, maka asal usul datuk Jin pula ialah " Jaan " yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman. Selepas itu terdapat pula dari keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan pula keturunan yang kufur. Anak cucu Jaan yang asal beriman itu ada yang kekal dalam iman dan ada pula yang kufur dan ada pula yang kembali beriman kepada Allah.

AGAMA PUAK-PUAK JIN

Jin Juga seperti manusia, iaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang soleh, ada yang tidak soleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk syurga dan ada yang dihumbankan oleh Allah ke dalam neraka di hari akhirat kelak.

Majoriti puak-puak Jin terdiri daripada golongan Jin kafir. Golongan Jin kafir ini kebanyakanya beragama Yahudi, Kristian, Komunis dan sangat sedikit daripada mereka yang beragama Buddha dan Majusi. Terdapat juga golongan Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit bilangannya dan terdiri daripada golongan manoriti jika di bandingkan dengan keseluruhan bilangan Jin.

Seperti juga manusia biasa, Jin juga berada dalam tingkat-tingkat iman, ilmu dan amalan yang tertentu berdasarkan kepada keimanan dan amalan mereka kepada Allah. Antaranya ada Jin Islam yang bertaraf awam sahaja , Jin Islam yang di tingkat iman Khawas dan Jin Islam yang berada ditingkat iman yang Khawasil-Khawas.

Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling soleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya , tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat mazmumah seperti takbur, riak, ujub dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.

Mungkin inilah yang sering diperkatakan bahawa " sebaik-baik Jin itu ialah sejahat-jahat manusia yang fasik. " Tetapi yang berbezanya manusia yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran yang baik.

Golongan Jin Islam yang awam dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai-bagai cara, kerana pada pandangan mereka manusia-manusia yang awam itu bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.

RUPA BENTUK JIN

Pada asasnya rupa bentuk Jin tidaklah banyak berbeza daripada rupa bentuk manusia, iaitu mereka mempunyai jantina, mempunyai hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sepertimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga ke 90 peratus Jin menyerupai manusia.

Cuma yang berbezanya fizikal Jin adalah lebih kecil dan halus daripada manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang terlalu tinggi dan ada bermacam-macam warna, iaitu putih, merah biru, hitam dan sebagainya. Jin yang kekal dalam keadaan kafir dan Jin Islam yang fasik itu mempunyai rupa yang huduh dan menakutkan. Manakala Jin Islam yang soleh pula mempunyai rupa paras yang elok.

Menurut sesetengah pendapat tinggi Jin yang sebenarnya adalah kira-kira tiga hasta sahaja. Pengetahuan mereka lebih luas dan umurnya tersangat panjang dan ada yang beribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak adalah melebihi gerak cahaya dalam satu saat. Memandangkan Jin adalah terdiri daripada makluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seprti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat, maka ruang yang kecil pun boleh di duduki oleh berjuta-juta Jin dan ianya juga boleh memasuki dan menghuni tubuh badan manusia.

Jumlah Jin terlalu ramai sehingga menurut sesetengah pendapat bilangannya ialah jumlah semua manusia daripada Nabi Adam hingga ke hari kiamat di darab dengan haiwan-haiwan, di darab dengan batu-batu, di darab dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun baru satu persepuluh daripada jumlah keseluruhan Jin.

Manakala jumlah keseluruhan Jin ialah satu persepuluh daripada jumlah keseluruhan Malaikat. Jumlah keseluruhan Malaikat hanya Allah dan Rasulnya sahaja yang lebih mengetahuinya.

Alam kediaman Jin ialah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal iaitu suatu alam di antara alam manusia dan alam malaikat. Jika di berikan oleh Allah kepada kita melihat Jin, sudah tentulah kita akan melihat jarum yang dijatuhkan dari atas tidak akan jatuh ke bumi , tetapi hanya jatuh di atas belakang Jin, disebabkan terlalu banyaknya jumlah mereka.

Sebab itulah orang-orang tua kita selalu berpesan supaya anak-anak segera balik ke rumah apabila telah tiba waktu maghrib dan pintu serta tingkap rumah mesti di tutup, supaya tidak dimasuki oleh Syaitan dan Iblis.

Sebagaimana sebuah Hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari daripada Rasulullah s.a.w yang bermaksud :

" Apabila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebahagian malam maka tahanlah anak-anak mu kerana sesungguhnya syaitan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah ( ketika menutupnya ) "

Hadis di atas bermaksud bahawa Jin dan Syaitan akan tidur di waktu siang dalam cahaya dan sinar sehingga menjelang petang, di mana pada waktu itu mereka berkeliaran mencari rezeki dan makanan, baik lelaki maupun perempuan, samada yang dewasa atau kanak-kanak.

MELIHAT JIN

Pada prinsipnya Jin tidak boleh di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana ianya diciptakan, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu, Jin boleh di lihat dalam rupa bentuk yang diingininya.

Jin juga boleh di lihat oleh manusia dalam keadaan sihir atau ketika meminum air sihir atau melalui kemahuan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.

Di dunia semua Jin boleh melihat manusia manakala manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas sahaja yang boleh melihat Jin selain daripada para Nabi dan Rasul. Manakala di akhirat pula semua manusia mukmin yang ahli syurga boleh melihat Jin manakala Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas sahaja yang boleh melihat manusia.

Antara kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah ialah kemampuannya untuk mengubah dirinya dalam berbagai bentuk dan rupa. Contohnya dalam peperangan Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan Syaitan pula dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu tentera musrikin memerangi tentera Islam. ( Iblis dan Syaitan adalah juga merupakan sebahagian daripada golongan Jin ).

Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahawa adanya Jin yang menampakkan dirinya dalam bentuk seekor ular dan membunuh seorang pemuda yang cuba membunuh ular tersebut. Di samping itu Jin juga boleh menampakkan dirinya dalam rupa bentuk haiwan yang lain seperti rupa bentuk kucing, anjing dan sebagainya.

KUMPULAN-KUMPULAN JIN

Jin juga seperti manusia yang inginkan keturunan dan hidup berpuak-puak. Puak dan kumpulan Jin terlalu banyak dan bercakap dalam berbagai-bagai loghat dan bahasa. Ada sesetengah ulama membahagikan Jin kepada beberapa kumpulan, antaranya kumpulan yang menunggu kubur, kumpulan yang menunggu gua, kumpulan yang menunggu mayat manusia, kumpulan yang menunggu hutan rimba, kumpulan yang menunggu bukit bukau, kumpulan yang menunggu air mata air, kumpulan yang menunggu tasik, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.

JENIS-JENIS JIN

Sama seperti manusia Jin juga terdiri dari pada berbagai jenis atau bangsa, antara yang tersohor ialah :-

Iblis Bapa dan pujaan kepada semua jenis Jin, Iblis dan Syaitan..
Asy-Syaitan Syaitan-syaitan
Al-Maraddah Peragu-peragu ( pewas-was )
Al-Afrit Penipu-penipu
Al-A’waan Pelayan-pelayan
Al-Tayyaaruun Penerbang-penerbang
Al-Ghawwaasuun Penyelam-penyelam
At-Tawaabi Pengikut-pengikut ( pengekor )
Al-Qurana Pengawan-pengawan
Al-Ummaar Pemakmur.
GELARAN-GELARAN JIN DALAM ISTILAH ORANG-ORANG MELAYU

Jin menurut orang-orang Melayu mempunyai beberapa nama dan gelaran menurut perwatakkan dan rupa bentuk penjelmaan mereka. Kebanyakan nama Jin-Jin itu dimulai dengan hantu. Hantu-hantu tersebut sebenarnya adalah terdiri daripada golongan Jin, cuma di kalangan orang Melayu, menganggap hantu itu adalah makhluk yang berbeza daripada Jin.

ANTARA JIN-JIN YANG POPULAR DI KALANGAN ORANG-ORANG MELAYU IALAH:

Hantu Raya, Hantu Pontianak, Hantu Polong, Hantu Toyol, Hantu Langsuir, Hantu Penanggal, Hantu Pelesit, Hantu Air, Hantu Bukit, Hantu Kubur, Hantu Pari, Hantu Punjut, Hantu Jerangkung, Hantu Laut, Hantu Bawah Tangga, Hantu Galah, Jin Tanah, Hantu Kum-Kum, Hantu Bungkus, Hantu Pocong, Hantu mati di bunuh, Hantu Bidai, Hantu pari-pari, Hantu Kopek ( Tetek ), Harimau Jadian, Jembalang Tanah, Hantu Tengelong.

KERAJAAN-KERAJAAN JIN

Jin juga mempunyai pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Antara Raja Jin alam bawah yang kafir ialah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit ( Jin yang paling jahat ) yang mempunyai kerajaan yang besar yang menjadi menteri kepada Nabi Allah Sulaiman a.s ialah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.

Manakala Raja Jin Alam atas yang Islam pula ialah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang mengusai kesemua Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI.. Manakala Malaikat yang mengawal kesemua Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL JALALAH.

ANAK-ANAK IBLIS JUGA MEMPUNYAI KERAJAAN YANG BESAR ANTARANYA :

1.   Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala.

2. Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim, rumah  tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya.

3.  Al-‘Awar Merasuk manusia supaya meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, liwat, berjudi dan sebagainya

Zalanbuur Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.

ANTARA JIN, IFRIT, SYAITAN DAN IBLIS
Jin, Ifrit, Syaitan dan Iblis adalah merupakan sebahagian daripada golongan Jin, cuma tugas dan fungsi mereka sahaja yang berbeza. Jin sebagaimana yang telah diterangkan di atas ialah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak kelihatan oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.

Manakala Ifrit pula adalah daripada golongan Jin yang sangat kuat dan bijak menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini tersangat sombong lagi amat durhaka kepada Allah.

Iblis dan Syaitan juga terdiri daripada golongan Jin dan mereka merupakan golongan Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah sehingga ke hari kiamat.

Sebagaimana Firman Allah yang bermaksud :

" Iblis menjawab : Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan menghalang halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur ( taat )."

Sesetengah ulama berpendapat bahawa Azazil itu bukanlah moyang Jin, sebenarnya beliau merupakan satu Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang di angkat menjadi ketua ahli-ahli ibadat kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan takbur di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya berbanding dengan manusia ( Adam ). Maka dengan sifat beliau yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.

Bermula dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sehingga ke hari kiamat.

Allah telah menjelaskan bahawa terdapat tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia iaitu :-

Melalui Kejahatan ( As-Suu’ ) : iaitu berkenan dan gemar kepada dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh badan.

Kekejian ( Al-Fahsyaa’ ) : iaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat lagi. Kekejian ini adalah sebahagian daripada perkara yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.

Melalui pembohongan dan menipu Allah melalui perbuatan, perkataan dan nawaitu.

CARA SEDERHANA MENGESAN GANGGUAN JIN Dan SIHIR,
بسم الله الرحمـــن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على خاتم النبيين وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد:

Saudaraku yang dirahmati Allah, yang perlu diingat adalah apakah anda benar-benar perlu diruqyah? Atau apa yang sedang menimpa anda cuma was-was saja? Atau hanya bisikan-bisikan setan saja?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas kita harus mengenal ciri-ciri seseorang yang ada gangguan jin sebagai sarana untuk mengetahui apa memang ada gangguan atau tidak.

Seorang peruqyah tidak jauh berbeda dengan seorang dokter. Dia harus melakukan diagnosa untuk mengetahui jenis penyakit agar bisa memberikan obat yang tepat.

Untuk itu mari kita mulai dengan mengenal masing-masing penyakitnya yaitu:

1.CIRI-CIRI UMUM TERKENA 'AIN DAN HASAD
1.Keadaan yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba berubah buruk. Misalnya yang awalnya sehat-sehat saja, tiba-tiba sakit.
2.Kulit tiba-tiba ada bintik-bintik yang sebentar timbul dan tidak lama hilang.
3.Rasa berat di kening, dibelakang kepala, dan pundak.
4.Tiba-tiba lemas sekali. Dada terasa sesak dan tidak sabaran.
5.Kurang percaya diri dan pelupa.
6.Selalu mendapat kegagalan dalam pelajaran dan usaha.

2.CIRI-CIRI TERKENA SIHIR
1.Keluarnya bau busuk dari perut melalui mulut.
2.Keluarnya bau busuk dari tubuh.
3.Perut terasa sangat sakit. Sering muntah.
4.Tidak nafsu makan.
5.Wajah kelihatan menghitam.
6.Keluar bintik-bintik biru di badan.
7.Tubuh terasa benar-benar berat.
8.Penglihatan lemah.
9.Nafas sesak seperti penyakit paru-paru.
10.Selalu bermasalah yang tidak biasanya.11.Sulit dapat jodoh dan tunangan tiba-tiba gagal.
12.Sulit berhubungan intim.
13.Suami benci sama istri dan sebaliknya.
14.Sehat tapi tidak bisa hamil.
15.Tidak mau bersosialisasi.
16.Sering keguguran.
17.Perubahan yang tiba-tiba pada prilaku.

3.CIRI-CIRI GANGGUAN JIN
1.Gerakan yang aneh di sebagian anggota tubuh terutama diotot.
2.Tidak bisa konsentrasi.
3.Malas sekali beribadah.
4.Tidak suka membaca Alquran.
5.Tidak suka mendengar azan.
6.Selalu ingin berbuat maksiat.
7.Sesak didada dan merasa sedih.
8.Getaran-getaran diujung tangan dan kaki.
9.Terasa berat pada lutut.
10.Terasa sakit di bawah punggung.
11.Rasa sakit yang kadang timbul kadang hilang terutama didaerah kedua siku dan kaki.
12.Sakit kepala.
13.Kuat tidur dan sulit dibangunkan.
14.Merasa diawasi.
15.Merasa ada yang memanggil, namun setelah menoleh tidak ada orang.
16.Sering mimpi buruk khususnya mimpi melihat anjing dan ular.
17.Merasa putus asa dari rahmat Allah.

Ciri-ciri diatas adalah diagnosa awal dan setelah mengenal masing-masing ciri-ciri gangguan diatas, maka sekarang saatnya kita melakukan diagnosa lanjutan dengan membacakan ayat-ayat ruqyah dengan tujuan untuk lebih meyakinkan kita apa seseorang itu memang benar-benar membutuhkan ruqyah syar'iyah atau tidak.

Perhatikan setelah dibacakan ruqyah pasien akan merasakan seperti; sakit, panas, ingin menangis, ingin muntah, merasa tercekik, dll, maka ini menandakan pasien positif ada gangguan jin. Untuk mengetahui jenis penyakit atau gangguannya, kita harus memusatkan perhatian terhadap segala bentuk perubahan jiwa dan tubuh ketika membaca ayat-ayat ruqyah, dan memperhatikan ayat-ayat apa saja yang membuat pasien merasakan reaksi diatas.

Adapun bila pasien sama sekali tidak merasakan hal-hal diatas setelah dibacakan ruqyah, atau pasien merasa normal-normal saja, maka pasien bersih dari gangguan jin. Dalam hal ini pasien patut mengucapkan alhamdulillah.

Mari kita mulai mendiagnosa masing-masing jenis gangguan jin diatas dengan ayat-ayat ruqyah:

1.MENDIAGNOSA 'AIN DAN HASAD
Mulailah dengan membaca ayat-ayat berikut dengan khusyu' dan penuh pemahaman:
1.Alfatihah.
2.Albaqarah:109.
3.An-Nisaa:54.
4.Al-Qalam:6.
5.Al-Ikhlas
6.Al-Falaq
7.An-Nas

2.MENDIAGNOSA SIHIR
1.Albaqarah:102
2.Al-A'raaf:117-122
3.Yunus:77-82
4.Thahaa:65-70
5.As-Syuaraa:43-48

3.MENDIAGNOSA GANGGUAN JIN
1.Alfatihah
2.Albaqarah:1-5
3.Albaqarah:163-164
5.Ayat kursi(Albaqarah:255).
6.Albaqarah:285-286
7.Al-A'raf:54-56
8.Al-Mukminun:115-118
9.As-Shofaat:1-10
10.Al-Ahqof:29-32
11.Ar-Rahman:33-36
12.Al-Hasyr:21-24
13.Al-Jin:1-9
14.3 Qul

Setelah kita bacakan ayat-ayat diatas biasanya akan ada reaksi dari masing-masing jenis gangguan diatas yaitu:

1.REAKSI TERKENA 'AIN DAN HASAD
1.Banyak menguap.
2.Mengantuk.
3.Keluar air mata.
4.Berat di pundak, kening, dan belakang kepala.
5.Berkeringat.

2.REAKSI TERKENA SIHIR
1.Menangis ketika dibacakan ayat-ayat sihir(dan ini menandakan sihirnya memiliki khodam).
2.Kadang melihat rambut yang terikat didepan mata walaupun mata terpejam
3.Lihat kembali ciri-ciri sihir diatas.

3.REAKSI TERKENA GANGGUAN JIN
1.Jantung berdegup kencang.
2.Rasa sakit berpindah-pindah dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh yang lain.
3.Kesurupan atau pingsan.
4.Terlelap tidur secara tiba-tiba. Sulit menelan.
5.Sesak nafas.
6.Mata memerah.
7.Kadang merasa ada seseorang yg ingin berbicara ketika ayat-ayat ruqyah dibaca.
8.Lihat kembali ciri-ciri gangguan jin diatas.

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan sbb:

Bila bercampur ciri-ciri gangguan jin dan sihir, ini menandakan sihir itu ada khodam sihirnya, atau kemungkinan gangguan jinnya baru atau sudah lama. Disini ciri-ciri gangguan jin, sihir, dan 'ain hampir mirip disebabkan oleh adanya jin sehingga pasien merasakan sakit yang terus menerus pada anggota tubuh yang berbeda-beda pada waktu yang bersamaan.

Bagi yang mau menambahkan atau mau di share silahkan. Lebih kurangnya mohon dimaklumi.Terima kasih sudah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Sehat Wal Afiyat

Kata afiat dalam bahasa kita sudah berpadu dengan kata sehat sehingga terbentuklah frase ‘sehat wal afiat’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (hlm.11) , kata afiat merupakan sinonim dari kata ‘sehat’, sehingga pengertian frase tersebut menjadi (dalam kondisi) ‘sehat dan sehat’. Kata afiat sesungguhnya termasuk serapan dari Bahasa Arab ( الْعَافِيَةُ, al-‘âfiyah). Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam mempergunakan kata itu dalam rangkaian doanya. Maka, pemahaman terhadap kata tersebut akan tepat bila mengacu dalam buku-buku literatur Islam. Pengertian afiyat dalam Islam cakupannya luas dan berdimensi dunia dan akhirat. Luasnya makna ‘âfiat tampak secara tekstual pada doa yang diajarkan Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam berikut ini: اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ… “Ya Allah, sesungguhnya aku betul-betul memohon kepadaMu maaf, dan ‘afiyat

Perbedaan Amin, Aaamin, Amiiin, dan Aaamiiin

Sangat dianjurkan untuk saling mendo'akan diantara kita, karena do'a yang kita panjatkan untuk orang lain akan berimbas baik juga untuk diri kita sendiri, minimal orang yang kita do'akan membalas dengan mendo'akan kita pula, atau minimal do'a kita kepadanya akan dibalas dengan kata "AMin"...betul tidakk? Sekedar pencerahan untuk pribadi dan sohib yang juga kebetulan belum tahu, ternyata ada 4(empat) perbedaan dari kata "amin" Lafaz Aamiin, diucapkan di dalam dan di luar sholat, maksudnya di luar sholat amin di ucapkan oleh orang yang mendengar doa orang lain, Aamiin termasuk ini fiil Amr, yaitu isim yang mengandung pekerjaan, maka para ulama Jumhur mengartikan dengan Allhummas istajib ( Ya Allah ijabah-lah). Makna ini yang paling kuat di bandingkan makna-makna lainnya, seperti bahwa aamiin adalah salah satu nama Asma Allah SWT. Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a(alif) dan memanjangkan min, apa bila tidak demikian akan menimbulkan arti

BERBAGI ITU INDAH

Berbagi  ( bahasa Inggris :  sharing ) adalah pemakaian secara bersama atas sumber daya atau ruang. Dalam arti sempit merujuk pada sebuah penggabungan penggunaan secara baik alternatif terbatas atau inheren, Dapat kita amati dalam aktivitas manusia atau yang berlaku secara alami. Ketika sebuah organisme memerlukan gizi atau oksigen misalnya, organ ini juga untuk membagi dan mendistribusikan energi yang diambil sebagai pasokan pada bagian tubuh yang memerlukannya sebagaimana sekuntum bunga membagi dan mendistribusikan bibit. Arti berbagi kepada sesama, alam, mahkluk hidup. Arti berbagi  adalah memberi atau menerima sesuatu dari barang, cerita, kisah, uang, makanan, dan segala hal yang penting bagi hidup kita, berbagi juga bisa kepada Tuhan. sesama, alam, dan setiap hal di bumi ini. Manusia adalah makhluk sosial, jadi manusia saling membutuhkan satu sama lain, kita membutuhkan orang lain, dan orang lain membutuhkan kita juga , karena hal itu kita harus berbagi dan orang